PRSU,North Sumatera cultural show-off!
Terus terang, buat saya pribadi PRSU atau Pekan raya Sumatera Utara atau biasa dikenal dengan istilah Medan Fair bukanlah suatu hal yang menarik.Setahu saya, saya terakhir ke Medan Fair waktu saya masih sangat muda, paling sekitar 10 tahunan. Setiap kita sekeluarga pulang kampung saat lebaran,kami pasti akan diajak untuk datang ke Medan Fair. Sekedar bermain kereta api atau ikutan nyanyi di panggung utama (Ugh....saya ingat betul bagaimana saya dicubit dengan keras oleh uwak saya hanya karena saya tidak mau naik ke atas panggung,saya malu...). Tapi itu sudah berlangsung lama sekali.Sejak saya pindah dan menetap di Medan,saya malah tidak pernah sama sekali menginjakkan kaki di arena Medan fair lagi.Kecuali tahun lalu, saat saya pengen sekali datang ke PRSU karena merasa malu: masa iya 2 tahun sekali diadakan saya tidak pernah datang ke sana sekalipun? . Beban moral karena saya orang Medan. Heleuh heleuh....hihi..
Itupun saya kecewa, karena saya merasa tidak ada yang menarik disana,sunyi sepi...pokoknya sudah pasti tidak ada lagi niat saya untuk menginjakkan kaki lagi disana, walaupun saat itu bakal ada artis ibukota band Wali,tapi kok sunyi ya,pikir saya???? Dengan perasaan kecewa saya dan beberapa teman akhirnya pulang setelah menghabiskan setengah jam-an mengitari areal PRSU yang lumayan luas itu.
Sudah habiskah sampai disitu?
Ternyata tidak!
Tahun ini saya mendapatkan kesempatan dari kantor saya untuk menjaga lapak instansi kantor kami.Tidak sendirian memang, kami bergantian dengan beberapa teman. Secara kantor kami juga masih numpang pada instansi Propinsi,maka kami menjaga bahan-bahan dari kantor kami juga dari instansi Propinsi tersebut.
Oh...sebelum saya lupa, PRSU saat ini merupakan ajang pameran dari seluruh Propinsi Sumatera Utara, baik itu instansi,kebudayaan, hiburan maupun hasil bumi beserta olahannya.Dan bagi saya itu belum menarik!
Maka dimulailah pengalaman saya yang sebenarnya.
Saya mulai masuk ke PRSU saat menemani teman saya yang akan menjaga stand sore itu.Dengan berpakaian dinas kita berkeliling. Tahu apa yang menarik? Ternyata PRSU yang sebenarnya tidak hanya jualan snacks dengan harga sangat murah sekali,tapi lebih dari itu. Jika kita mau mendatangi rumah adat dari setiap Kabupaten yang ada di Sumatera Utara,sebenarnya justru sangat banyak sekali yang bisa kita lihat. Contohnya, kami singgah di Istana Lima Laras,Batubara,saya tertarik melihat songket Batubara yang memang coraknya sangat khas. Saya coba belajar menenun.Ampun,Tuhan...!
Pekerjaan menenun itu ternyata sulit sekali. Kelihatannya saja mudah, untuk memasukkan benangnya saja harus pakai tenaga,injak pedalnya,gak boleh yang atas yang bawah aja...saya berusaha mengikuti instruksi dari Mbak yang ada disitu.Sulit!
Pantas saja harga songket tidak murah.Kata Mbak itu,mahal tidaknya suatu songket tergantung motif dan benang yang digunakan. Dari benang khusus untuk menenun sampai benang sutera (yang harganya mahal itu loh.....kata si Mbak makanya mahal soalnya benang sutera halus sekali,jika kusut sedikit saja langsung patah,koyak dan pengrajin harus memulai menenun lagi dari awal).Waktu yang dibutuhkan untuk membuat songket ini (untuk ukuran yang sudah biasa mengerjakan ya...) satu minggu sampai satu bulan. W-O-W kan?Hm....
Selain kerajinan khusus seperti songket, yang biasanya akan ditemukan disetiap Kabupaten, di stand-stand tersebut juga kita akan menemukan kerajinan khusus khas daeerah tersebut (selain pelaminan dan baju pengantinnya). Misalnya Taput dengan gitar klasik yang dibuat pengrajin gitar secara turun-temurun atau
IHA (ikan khas Toba yang sanngat sensitif terhadap air yang kotor serta hargannya yang mahal karena populasinya yang semakin berkurng), bubur pedasnya Langkat (ah....saya justru merasakan ini di hari terakhir...hiks....),tempat wisatanya (rata-rata berupa pantai karena Sumaatera Utara memang dekat dengan daerah Pantai seperti Pantai Cermin di serdang Bedagai,Berastagi di Karo atau tempat wisata relijius).
Intinya sih sebenarnya begitu banyak hal yang bisa kita lihat disini selain hiburan artis-artis ibukota yang cuma nongol setengah sampai satu jam setiap malam minggu asal kita mau membuka mata dan menyinggahi setiap stand yang ada sambil belajar. Saya bersyukur tahun ini bisa melihat PRSU dengan hati yang lebih terbuka dan akhirnya bisa mematahkan pendapat saya sebelumnya bahwa PRSU itu menyebalkan dan membosankan.
Selain aspek budaya, PRSU juga tidak luput dari aspek ekonomi. Dimana setiap orang berhak menyalurkan kegiatan ekonominya disini (misalnya dengan mengikuti wadah UKM yang dihimpun Propinsi).Sebagai contoh,usaha rumah tangga pembuatan kripik,kue-kue atau furniture rumah tangga, tentunya dengan harga yang lebih miring dari harga awalnya karena disinilah kesempatan para pelaku ekonomi untuk melebarkan sayapnya kepada penduduk lebih luas.
Juga ada wahana bermain,menyalurkan hasrat kanak-kanak kita yang terpendam.Mulai dari bungee trampolin (khusus dibawah 40 kg,makanya saya nyerah),outbond (1 paket Rp 10.000,- dengan tiga permainan:flying fox,panjat dinding,berjalan diatas tali...apa seh namanya????),kalau capek tinggal naik odong-odong berupa kereta api mengelilingi arena PRSU.
Habis keliling?Tinggal datanng ke food court menikmati hidangan yang ada sambil mendengarkan iringan musik (ada tiga panggung musik disini,selain di food court,ada juga didepan instansi pemerintah Propinsi,panggung utama (tempat artis-artis itu..) atau kalau ingin berbudaya, boleh datang ke panggung budaya yang biasanya akan menampilkan kesenian budaya dari tiap Kabupaten pada hari yang berbeda. BIsa berupa nyanian atau tari-tarian. Yang satu saya suka dari daerah Tanjung Balai, tari nelayan.
Para penari berhasil membentuk jaring ikan dari tali-tali yanng tadinya saya pikir hannya untuk eksen. Cakep dah!
Selain budaya banyak jugayang bisa ditampilkan di PRSU,seperti pencarian informasi terhadap produk tertentu.Silahkan datang ke intansi Pemerintah Propinsi.Semua ada.
Jadi,apalagi yang membuat kita tidak datang ke pegelaran budaya Sumatera Utara terbesar di Medan?
Jangan lupa ya,biasanya jadwalnya April dan Oktober setiap tahunnya.
Comments
Post a Comment